News Update :
Selamat kepada Pesilat Persinas ASAD ; Exa Purbianto, Zakky Imaduddin & Abdul Muqit Irsyad berhasil menyapu bersih medali emas di Arena SEA GAMES 2011 , Semoga Alloh paring Aman Selamat Lancar Barokah.....

Populerkan Kembali Bela Diri Asli Tanah Air

Minggu, 29 April 2012



Populerkan Kembali Bela Diri Asli Tanah AirLewat penelusuran yang dilakukan Koran Jakarta, akhirnya jawaban atas pertanyaan di atas didapatkan dari sebuah komunitas yang bernama Forum Pencinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia (FP2STI). Pencak silat pada umumnya hanya menjadi “penghias bibir” bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Hal itu sangat bertolak belakang dengan berkembang pesatnya kebudayaan nasional itu di mancanegara.
Warga dunia sudah mulai mempelajari silat bukan hanya jurus dan aplikasinya, namun juga seluruh aspek yang berkaitan dengan silat. Berakar dari hal itu, muncullah sebuah komunitas FP2STI yang berupaya mengangkat kembali budaya bangsa Indonesia tersebut.

Komunitas itu terbentuk dari sekelompok pencinta pencak silat yang sering berkumpul dan berdiskusi dalam laman online Silat Bogor. Seringnya bertukar pikiran pada forum tersebut menyebabkan timbul keinginan mencari tahu pendekar-pendekar silat tradisional yang sebelumnya sangat jarang diketahui keberadaannya.
Sejumlah guru besar dengan murid-muridnya akhirnya memutuskan untuk melakukan pertemuan secara langsung. Seiring dengan semakin seringnya kopi darat pada saat itu, akhirnya didirikanlah FP2STI pada tanggal 6 Juni 2006 di Padepokan Pencak Silat TMII.
Misi dan Visi
Visi yang diemban oleh FP2STI adalah melestarikan silat tradisional sebagai budaya luhur bangsa Indonesia. Adapun misi berjalannya FP-2STI antara lain menjadikan silat tradisional sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan menjadikan Indonesia pusat pengembangan silat tradisional dunia.
Kita ingin menyosialisasikan bahwa pencak silat itu tidaklah seperti pandangan yang ada di benak masyarakat bahwa silat itu kampungan,” ungkap Taufan Prasetya, Ketua FP2STI, ketika ditemui oleh Koran Jakarta.
Dilihat dari strukturnya, FP2STI ini pada dasarnya berada dalam sebuah yayasan bernama Sahabat Silat yang dimotori oleh Alda Amtha. Yayasan itu tentunya memerlukan suatu forum kegiatan. Forum kegiatan itulah yang dinamakan FP2STI. Bentuknya jauh berbeda dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang berupa organisasi nasional yang membawahi kegiatan pencak silat secara resmi.
Menurut Taufan, FP2STI lebih berupa padepokan-padepokan dan berbasis komunitas. Selain itu, di dalam FP2STI, tidak adanya pertandingan kompetisi, berbeda dengan IPSI yang bentuknya lebih berupa kompetisi. Selama perkembangannya, FP2STI tidak lepas mengalami masa pasang-surut.
Dimulai dari hanya 25 orang dan berbentuk tim-tim kecil, mereka mendatangi sejumlah perguruan lainnya untuk kemudian merangkulnya bersama-sama. “Hingga sekarang, sudah ada ratusan guru besar silat yang bergabung dengan ribuan muridnya,” ujar Edwin Hidayat, pendekar Golok Saliwa sekaligus pengurus komunitas itu.
Saat ini, perguruan silat yang di bawah naungan FP2STI telah berjumlah 33 di Jakarta, sekitar 40 di Riau, 77 perguruan di Surabaya, dan masih banyak lagi yang tersebar di wilayah Indonesia lainnya. Komunitas itu pun berhasil menjangkau sejumlah negara lain. Beberapa aktivis FP2STI juga berada di Amerika, Singapura, Belanda, Jerman, dan beberapa lainnya. Orang Prancis, Italia, dan Inggris pun sering mendatangi salah satu guru besar FP2STI sekadar untuk berlatih silat. edh/R-3
Ragam dan Tantangan Seni Pencak
Terdapat lebih-kurang 800 aliran silat di Indonesia. Di Sumatra Barat, terdapat sekitar 200 aliran asli. Masing-masing aliran berbeda dan memiliki ciri khas. Bukan hanya aliran Jawa Barat dengan Sumatra Barat yang berbeda, namun juga antara aliran silat di Sumatra Barat yang tinggal di pegunungan dan di pantai.
Bahkan antara gunung yang satu dan yang lainnya berbeda. Menurut Taufan, silat secara umum pada zaman Orde Baru perkembangannya sangat pesat, terutama sebagai aspek olah raga. Saat itu, perhatian pemerintah memang besar dan sangat mendukung perkembangan pencak silat.
Namun, semenjak era reformasi hingga sekarang, perkembangan silat kembali menurun. Sosialisasi yang diadakan oleh FP2STI beberapa tahun belakangan ternyata berbuah hasil yang bagus dalam meningkatkan minat masyarakat untuk kembali ke silat. Diadakannya beberapa kegiatan yang walaupun hanya bermodalkan dana swadaya anggotanya serta ekspos media yang semakin tinggi membuat perkembangan silat saat ini dirasa kembali meningkat.
Salah satu bentuk ekspos media ini adalah dibuatnya film Merantau dan The Raid. Penggunaan teknik-teknik silat yang kental pada kedua film tersebut sedikit membuka mata masyarakat bawha ternyata pencak silat tidak kampungan dan tidak seperti yang selama ini mereka ketahui. “Film itu sangat besar pengaruhnya terhadap minat silat, dan dilihat dari trennya terhadap silat, memang semakin ke sini semakin meningkat,” aku Taufan.
Masih kurang diminatinya pencak silat oleh kaum urban adalah kurang tersedianya fasilitas berlatih di daerah perkotaan dibanding dengan olah raga bela diri lainnya seperti boxing atau capoiera yang dapat ditemui di gym atau tempat-tempat strategis perkotaan lainnya yang mudah dicapai.
Perkembangan pencak silat di negara lain, misalnya Malaysia, dikatakan Taufan, malah jauh lebih baik dibanding Indonesia. Hal itu dikarenakan lemahnya Indonesia dalam budaya tulis dan hanya mengutamakan budaya tutur. Di Malaysia, dalam hal pendokumentasian lebih jelas.
Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, 90 persen silat di Malaysia datang dari Sumatra Barat. Singapura bahkan lebih hebat. Negara tersebut dikabarkan memiliki visi menjadi negara pusat silat. Mereka akan membangun sebuah institusi khusus pencak silat. Menyadari tidak adanya sumber daya, Singapura akan memanggil guru besar-guru besar dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk mengajar di sana. edh/R-3
Mempelajari Nilai-nilai Kehidupan yang Luhur
Melalui forum itu, FP2STI ingin menggali aspekaspek luhur kehidupan yang terkandung dalam silat. Oleh karena itu, bentuk kegiatankegiatan yang diadakan memang sedikit berbeda. Beragam kegiatan dirancang oleh FP2STI untuk menarik minat masyarakat, terutama kaum muda, untuk melestarikan silat tradisional Indonesia.
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah workshop atau semacam diskusi bulanan. Komunitas itu mengundang perguruan-perguruan anggota FP2STI untuk mempresentasikan apa yang perguruan tersebut persembahkan atau ajarkan kepada muridnya. “Jadi, lebih ke berbagi pengetahuan sesama perguruan,” kata Taufan.
Workshop ini diadakan selain bermaksud untuk belajar, menjadi media silaturahim sehingga masalah egosentris yang semisal memang ada akan kita minimalisasi,” tambah dia. Salah satu workshop yang pernah dibuat oleh FP2STI bermateri tentang silat dari perspektif budaya.
Sejumlah perguruan silat melakukan demonstrasi pada kegiatan tersebut. Perguruan Iko Uwais saat itu juga diundang. Ia juga sempat hadir dalam workshop itu dan ikut berbagi sedikit pengalamannya dalam bersilat. Bentuk workshop silat yang pernah diadakan antara lain silat Bandrong, silat Harimau, silat Kumango, silat Seliwa, dan silat Champ.
Pengabdian FP2STI
Selain mengadakan workshop, forum itu pernah mengadakan kegiatan seminar “Silat for Life”. FP2STI, dalam kegiatan ini, mendatangkan beberapa CEO perusahaan sebagai tamu narasumber. Melalui kegiatan itu, konsep silat dijabarkan dapat juga digunakan untuk kegiatan sehari-hari, bahkan dapat diterapkan dalam sebuah manajemen.
FP2STI juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Salah satunya adalah aksi sosial saat terjadi gempa di Sumatera Barat, dan memberikan pelatihan pencak silat untuk tenaga kerja wanita di Hong Kong. Baru-baru ini, FP2STI pun mengadakan sebuah lomba penulisan artikel yang bertema silat.
Rupanya tanggapannya cukup baik oleh para penggemar silat, dan kita sempat kaget juga mengetahui responsnya yang luar biasa,” ungkap Edwin. Program lainnya yang diadakan oleh FP2STI adalah kolaborasi dengan IPSI dalam pertunjukan pencak silat indah di berbagai perlombaan, wisata menuju daerah-daerah pusat berkembangnya pencak silat, gerakan peduli silat, silat goes to campus, Indonesian community exhibition, dan pameran budaya Indonesia.
Ada juga kampung silat Jampang sebagai bentuk dari kerja sama dengan sebuah yayasan sosial, yakni pembangunan pusat pelatihan silat dan menghidupkan kembali roh silat kampung Jampang. Ke depan, kegiatan yang akan dilaksanakan oleh FP- 2STI melibatkan anak-anak sekolah.
Rencana jangka panjangnya, aku Edwin, FP-2STI harus memiliki sebuah kantor pusat serta fasilitasfasilitas lainnya yang turut mendukung komunitas itu. “Semua ini harus dilakukan secara bergulir dan tidak mudah. Soalnya, aktivis kita sendiri di antaranya juga merupakan orang-orang sibuk semua,” jelas Edwin.
Melalui forum tersebut, diharapkan akan timbul sebuah kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya silat tradisional di Indonesia. FP2STI memiliki tujuan mencuri perhatian orangorang pintar, tokoh-tokoh masyarakat, kaum muda, dan pemerintah untuk bergabung dengan forum tersebut.
Kita perlu sponsor dalam mengembangkan silat ini karena pendanaan yang masih dilakukan secara swadaya hingga saat ini memang menjadikan salah satu kendala FP2STI dalam mengembangkan silat tradisional lebih besar lagi,” pungkas Edwin.
http://silatindonesia.com
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright PD PERSINAS ASAD KAB. GARUT 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.